Artikel yang Berkaitan :

Thursday, July 1, 2010

Eclipse (Twilight Saga) Filem Terbaru

Jakarta - Dunia akan hancur dalam api. Tidak, dunia akan hancur dalam es. Tapi, Bella lebih mempercayai bahwa dunia akan hancur dalam keserakahan. Ah, Bella yang rapuh, pahlawan para abege generasi BlackBerry.

Bella yang bikin iri cewek-cewek remaja sedunia karena diperebutkan oleh dua cowok ganteng yang tak biasa; yang satu vampir, satunya manusia-serigala. Adakah fantasi jatuh cinta yang lebih dahsyat dari itu?

Di film ketiga Twilight Saga ini, cinta segitiga antara Bella-Edward-Jacob menemukan momen-momen krusialnya. Hampir sepanjang film isinya adalah dialog antara Bella dan Edward, Bella dan Jacob, atau pun Edward dan Jacob, dan tidak terhindarkan ketiganya terlibat dalam satu ketegangan. Ketika Bella sedang bersama Edward, mereka membicarakan Jacob. Ketika Bella sedang bersama Jacob, mereka membicarakan Edward.

Edward tidak bisa berhenti mengkhawatirkan Bella ketika sedang bersama Jacob karena baginya si manusia serigala itu bukanlah "makluk" yang stabil secara emosional. Sebaliknya, Jacob juga selalu khawatir kalau-kalau Edward sang drakula tiba-tiba mengubah Bella menjadi vampir pula. Dalam berbagai kesempatan berdua, Jacob terus saja mem-"flirting" Bella agar memilih dirinya ketimbang Edward. Jacob meyakinkan bahwa dirinya lebih baik ketimbang Edward.

Tapi, dari film sebelumnya, kita sudah tahu, Bella telah menentukan pilihannya pada Edward. Film ketiga ini dibuka dengan dialog Edward dan Bella di tengah padang yang sejauh mata memandang dipenuhi bunga-bunga warna ungu. Mereka membicarakan berbagai kemungkinan untuk bersama. "Pernikahan hanyalah selembar kertas," kata Bella. "Di tempatku, itu hanya kalimat lain dari aku cinta padamu," sahut Edward.

Dengan pembukaan seromantis itu, abege mana yang tidak jejeritan di tempat duduknya. Tapi, tunggu sampai Jacob muncul bertelanjang dada, selalu telanjang dada dan membuat cewek-cewek histeris. Di tengah perserteruan antara Edward dan Jacob, konflik dimunculkan dari kelanjutan konflik-konflik yang telah dibangun di dua film sebelumnya. Vampir Victroria bangkit menyusun kekuatan, menciptakan vampir-vampir baru untuk membunuh Bella.

Victoria dendam kepada Edward yang telah membunuh kekasihnya, James. Terancamnya keselamatan Bella membuat Edward dan Jacob bersatu. Semua demi Bella. Tapi persaingan memperebutkan cinta tidak bisa diredam begitu saja. Di sela persiapan mengantisipasi serangan pasukan Victoria, debat-debat dan pertengkaran memperebutkan Bella terus berlanjut. Apakah tadi saya sudah bilang bahwa nyaris sepanjang film ini isinya hanyalah dua cowok memperebutkan satu cewek?

"Eclipse" digarap oleh sutradara baru yang berbeda dari dua film pendahulunya, yakni David Slave ("30 Days of Night") yang mencoba intens menggali drama percintaan segitiga antara Bella-Edward-Jacob, dengan hanya satu adegan pertempuran yang cukup membuat kita menahan nafas. Tapi, ya, hanya satu dan itu pun sebentar, dan kita harus menunggunya sampai bagian nyaris akhir.

Pada film ketiga ini, kita juga disuguhi kilas-balik sejarah beberapa vampir, bagaimana mereka awalnya bergabung dengan klan Cullen. Gambar-gambar gelap, panorama hutan dan pegunungan salju, pembunuhan dan ciuman yang tidak putus-putus mewarnai film ini. Kristen Steward dan Robert Pattinson tampil seperti biasanya, sebagai remaja-remaja labil yang romantis dan berbicara tentang rencana pernikahan mereka.

Menyenangkan sekali bahwa pada film ketiga ini, 'Twilight Saga' makin menampakkan diri sebagai teks terselubung (atau, kita bisa menyebutnya sebagai "metafora"?) dari sebuah tema besar dan abadi tentang, katakanlah cinta terlarang, atau pertanyaan semacam, "mengapa sih harus jadi normal--apa sebenarnya normal itu?"

Kaum dewasa sudah pasti akan tetap mencela film ini, sambil semakin membenci Robert Pattinson. Namun, menurut saya, film ini cukup berharga untuk ditonton para remaja. Di film mana lagi coba di zaman ini kau masih bisa menjumpai tokoh perempuan yang hingga usia wisudanya masih "mempertahankan keperawanan"? Dan, di mana lagi ada tokoh pria, vampir pula, berkata, "Aku tidak ingin melakukan itu sebelum kita menikah."
Edward, vampir berusia 100 tahun lebih itu, sadar bahwa meminta kekasihnya untuk "berhentilah membuka bajuku" pastilah sikap yang kuno di zaman sekarang. Tapi, Bella berkata, "Tidak, itu modern".

Ya, walau tetap harus dikatakan bahwa film ini terasa agak datar, namun saya justru lebih bisa menikmatinya ketimbang dua film "Twilight" sebelumnya. Setidaknya, film ini cukup kaya dengan sisipan berbagai "subteks" yang mendiskusikan kembali berbagai aspek kehidupan. Yakni, tentang bagaimana menentukan pilihan-pilihan, dan bagaimana untuk tidak takut salah. Hidup tidaklah abadi. Mari melakukan kesalahan!
sumber : detik.com



Related posts :


0 komentar:


Post a Comment

 

Followers